Pencarian

Selasa, 08 Februari 2011

Larangan Memakan Daging Binatang Buas

Sitologi (ilmu gizi) modern telah menetapkan bahwa manusia akan mengadopsi sebagian sifat dari binatang yang ia makan. Sebab, daging binatang tersebut mengandung toksin (racun) dan kotoran-kotoran yang mengalir dalam darah. Hal itu akan berpindah ke dalam perut manusia sehingga mempengaruhi perilaku mereka.

Binatang-binatang buas ketika ingin memburu mangsanya, ia akan mengeluarkan berbagai hormon dan zat dalam tubuh yang dapat membantunya untuk menyerang dan memburu mangsanya.
Telah dilakukan pengamatan terhadap beberapa orang yang biasa memakan daging binatang buas atau daging binatang lainnya yang dilarang dalam Islam. Hasilnya, mereka mengikuti sifat ganas dan cenderung bersifat kejam tanpa sebab; mereka pun menjadi gemar menumpahkan darah (membunuh)
Berbagai pengkajian dan penelitian juga telah dilakukan atas berbagai suku yang sangat suka memakan daging binatang buas. Hasilnya, sebagian dari suku itu terpengaruh sifat buas sehingga suka memakan daging manusia. Selain itu penelitian itu juga mendapatkan fenomena bahwa suku-suku tersebut terkena penyimpangan seksual dan tidak memiliki rasa cemburu kepada yang lain. Lebih dari itu, ia tidak menghormati aturan rumah tangga, serta menyepelekan hara diri dan kemuliaan. Ini merupakan pola kehidupan binatang buas.
Kini hilangnya rasa cemburu dan munculnya berbagai fenomena penyimpangan seksual, seperti bergonta-ganti pasangan telah menjangkiti orang Eropa. Ini karena mereka gemar mengonsumsi daging babi. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa apabila seekor babi ternak dalam kandang yang bersih lalu di biarkan bebas agar bisa merumput di hutan maka ia tetap akan kembali pada sifat dasarnya. Ia pun tetap memakan bangkai yang ia dapati di perjalanan. Bahkan, ia lebih menikmati hal itu daripada memakan sayuran dan kentang yang biasa ia makan di dalam kendang yang bersih lagi steril.

Kualitas daging babi adalah sangat buruk. Sebab, di dalam daging babi terdapat cacing, parasit, dan kuman yang bermmacam-macam jenisnya. Persentase asam urine yang ia keluarkan pun sangat banyak. Hal itu ia pindahkan ke dalam tubuh orang yang memakannya. Daging babi mengandung kadar lemak yang paling banyak dibanding jenis daging lainnya. Itulah yang membuat daging babi sulit dicerna. Secara teori, mudah tidaknya daging yang dapat di cerna manusia tergantung pada kadar serta jenis lemak yang di kandungnya. Semakin berlimpah kadar lemak, semakin sulit pula untuk di cerna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar